Tugas II Softskill ( Cerpen)
Nama
: Intan Yuliani
Kelas
: 3df02
NPM
: 53216551
Pilihan Hati
Jari
manis yang kadang
kelelahan itu
menekan tombol enter, pertanda dia mengakhiri kegiatannya, diapun menaruh laptop nya di
pinggir tempat dia duduk, membiarkan laptop itu menyala menampilkan jendela
word disana.
Resta Adinata, dia mahasiswa semester akhir. Dia berasal
dari desa, yang melanjutkan studi di kota besar dan untuk menunjang
kehidupannya dia merangkap menjadi seorang karyawan part time
di salah satu penerbitan buku di kota
tersebut. Statusnya
sebagai mahasiswa akhir membuatnya kewalahan dalam membagi waktunya antara
kampus dan juga pekerjaannya. Resta
mempunyai teman dekat namanya Gama, mereka
menjalin persahabatan sudah sekitar dua tahun lamanya walau pertemuan mereka
tidak di katakan baik, mengapa?, Resta mengetahui Gama ketika laki-laki itu
tengah mencoba bunuh diri di atap gedung kampus.
Resta sangat dekat dengan Gama begitu juga
sebaliknya terkadang banyak orang yang mengira mereka adalah sepasang kekasih
karena saking deketnya.
Tapi kenyataananya
mereka hanya sebatas teman deket ataupun teman kerja, karena Gama adalah teman
kantornya. Dan Gama sudah
mempunyai seorang kekasih yang berbeda jurusan dengannya sedangkan Resta, Gama
tau Resta sangat mengagumi Raka Anugrah alias atasan mereka yang usianya
berbeda lima tahun dengan Resta.
Raka Anugrah adalah atasan Resta sifatnya yang
dingin membuatnya sulit terjamah oleh siapapun. Setiap kata yang keluar dari mulutnya
sangat singkat dia akan berkata "ya" atau " tidak" kecuali
ketika dia sedang mengisi brefing di pagi hari sebelum memulai kegiatan kantor. Awalnya
Gama merasa cemburu karena setelah Resta mengenal atasannya itu Resta jadi
sering tersenyum sendiri dan berteriak sendiri sambil menutupi wajahnya dan
Resta juga sering menceritakan bagaimana kagumnya dia pada atasannya itu bahkan
Gama tau Resta mengagumi Raka dari pertama kali Resta mengenal Raka di
perusahaan penerbitan tempat part timenya. Dari situ Gama mulai menyadari
berbedanya tatapan Resta padanya dan pada Raka si atasnnya.
Resta memang
sudah mengagumi Raka, mulai dari awal mereka bertemu ketika Raka harus menjadi
mentor Resta pas pertama kali Resta mulai bekerja. Sikap dingin yang Raka
keluarkan tidak membuat dia ketakutan Resta malah semakin mengagumi laki-laki
yang sudah genap dua puluh enam tahun itu. Hingga
suatu ketika Gama jengah karena Resta sering membicarakan Raka, anggap saja
Gama cemburu dengan sahabatnya itu buktinya sekarang dia mulai menjauhi Resta
tanpa sebab yang jelas, Restapun bersikap masabodo dengan perubahan sikap
sahabatnya itu, dia berfikiran
mungkin dia tengah memfokuskan waktunya hanya untuk kekasihnya. Berbeda dengan sikap
Gama yang tiba-tiba menjauh, berbeda
lagi dengan Raka atasannya itu kini lebih sering menemuinya, awal kedekatan mereka
bermula ketika Resta tanpa sengaja memergoki atasannya itu sedang menangis
seorang diri di ruangnya. Awalnya Resta hanya akan menyimpan berkas pengeditan
di mejanya saja,
namun ntah setan dari mana tangan Raka tiba-tiba terulur memeluk nya dan tanpa
sadar Raka menangis di sanah, dan berulang kali mengatakan kata cape, Resta
yang bingung dengan kelakukan atasannya itu.
Dia hanya mematung tanpa
melakukan perlakuan apapun tangannya
terangkat ke udara tanpa menyentuh punggung atasannya yang sedang memeluknya. Sebenarnya
semenjak kejadian itu rasa canggung menghampiri keduanya, namun ntah apa yang terjadi tiba-tiba Raka
selalu saja menunggunya dan selalu mengantarkan Resta pulang, walau tak ada yang
laki-laki itu katakan. Hingga Resta menemukan sisi yang lain dari Raka,
ternyata dia sosok laki-laki yang sangat rapuh dan dia sangat mudah tersenyum
walau itu hanya dia perlihatkan kepada Resta seorang. Dan Resta mengambil
kesimpulan kalau sikap Raka yang seperti sekarang ini terbentuk karena didikan
keluarganya yang keras. Dari sanah merekapun saling terbuka, namun
ada yang Resta sembunyika dari Raka, dia
bukan menyembunyikannya dia hanya akan memberitahukannya ketika waktunya sudah
tepat nanti. Resta tidak pernah memberitahu Raka kalau dia tengah mengikuti
seleksi beasiswa ke Belanda. Negara kincir angin itu memang menjadi tujuan
awal Resta, ntah mungkin kebetulan atau apa, kampusnya menawarkan sebuah seleksi beasiswa
ke Belanda tepatnya di daerah Netherlands.
Ketika Resta mendapatkan
penawaran itu dengan senang hati Resta langsung menyetujuinnya dia langsung
meminta izin kepada kedua orang tuanya, saat itu juga dia mendapatkan restu dari kedua
orang tuanya untuk mengikuti seleksi ke Belanda, tepatnya Maastricht University. Makanya
akhir-akhir ini Resta disibukan dengan belajar hingga tak kenal
waktu, dia juga berencana untuk mengundurkan
diri dari pekerjaannya dan fokus kepada tujuan awalnya. dia juga tidak begitu
mempedulikan sikap Gama yang semakin lama menjauhinya ataupun Raka yang selalu
menyempatkan waktunya untuk
datang menemuinya ke kampus.
Kesibukannya
sebagai mahasiswa akhir juga membuatnya menjadi seseorang yang individualis dia
akan sering menghabiskan waktunya di perpustakaan agar skripsinya segera
selesai dan segera mendapatkan tanda tangan dari sang dosen pembimbing untuk
melakukan sidang. Anggaplah Resta egois, dia lebih mengutamakan tujuan awalnya dari
pada cintanya buktinya sekarang dia lebih memilih beasiswanya dari pada sosok
orang yang tanpa sepengatahuannya , hati
laki-laki itu sudah dia dapatkan.
Berbeda denga Resta yang tengah
fokus dengan skripsi juga seleksinya, Gama justru diam-diam selalu
memperhatikan Resta setiap saat tanpa sepengetahuan gadis
itu. Bahkan Gama sempet beberapa kali berhenti tepat di
depan kosan Resta hanya untuk memastikan Resta pulang dengan selamat, dan Gamapun tau Resta sedang
mengikuti seleksi beasiswa untuk
kuliah di Belanda. mendengar itu Gama sangat senang
karena dia tau sahabatnya itu sangat ingin berkuliah di sanah,walau dia juga
sangat sedih karena dia akan kehilangan sahabatnya dari negara kelahirannya. Gama
juga mengetahui rencana Resta yang akan mengundurkan diri dari perusahaan
penerbitan. Gama tidak bisa melarang Resta untuk tidak mengundurkan diri karena itu sudah
menjadi pilihan sahabatnya itu, Gama hanya selalu mendoakan apa yang terbaik
untuk Resta.
Setelah
sekian lama akhirnya Resta pun
mendapatkan izin dari sang dosen pembingbing untuk mengikuti sidang. Resta
sangat senang bagaimana tidak dia hanya akan menunggu waktunya sidang dan
setelah itu wisuda. Dan mungkin di tahun ini juga dewi fortuna sedang berpihak
padanya dari banyaknya mahasiswa yang mendaftar dia lolos ikut seleksi ke Belanda.
Berbeda lagi
dengan Resta, Raka
justru mengalami kesedihan bagaimana tidak, di usianya yang telah matang itu
keluarganya mengaharuskan dia untuk segera menikah, bahkan keluarganya akan
menjodohkannya kalau dia tidak kunjung mengikat salah satu perempuan pilihannya. Tapi ada satu pilihan
lagi yang membuatknya justru harus
menjauhi Resta, laki-laki itu harus meninggalkan negaranya dan
melanjutkan studi S3
nya ke Berlin University,
Jerman. Secara tidak langsung
mereka sama-sama mempunyai rahasia dan anehnya justru Gama
lah yang mengetahui rahasia keduanya . Gama
tanpa sengaja mendengar percakapan Raka dengan orang
tuanya ketika dia hendak memberikan berkas editing ke atasannya
. Dari situlah Gama mengetahui rahasia keduanya.
Raka berencana ingin menemui Resta
untuk terakhir kalinya Raka akan mengungkapkan seluruh perasaannya sebelum
terlambat. Seperti saat ini terlihat Raka sudah di depan kosan Resta
dan menyuruh Resta keluar dengan buru-buru, karena waktu yang dia miliki tidak
banyak besok pagi-pagi sekali dia harus segera terbang ke Jerman. Kegelisahan
menghampirinya selama menunggu
gadisnya keluar. Mulutnya
komat kamit memperagakan apa yang dia ucapkan nanti agar tidak keluar dengan
grogi. Tidak elit memang
mengungkapkan perasaan kepada seorang yang dia sayang tepat di depan kosannya.
Disaat kebanyakan orang sering melakukannya di taman, restoran atau bahkan
tempat romantis lainnya. Gadis
yang dia tunggu pun ada
di depannya, Raka memfokuskan pandanganya kepada kedua onix gadis yang berdiri di depannya kini, dia
bingung memulainya dari mana.
Bahkan sekarang, mungkin kebalik biasanya Resta yang gugup di
depan Raka kini sebaliknya Raka lah
yang sangat gugup di depan Resta,
mulutnya kelu, dan keringatnya
berlomba turun membasahi wajah tampannnya. Satu kata pun,
rasanya tercekat di tenggorokannya, yang tadi dia
hapalkan seakan hilang, karena genggsi dan harga dirinya terlalu tinggi Raka
malah pergi meninggalkan Resta dengan menimbulkan tanya di otaknya.
Setelah
kejadian semalem ntah kenapa Resta langsung mendengar kabar bahwa Raka
mengundurkan diri dari kantor dan tidak ada yang tau penyebab laki-laki itu mengundurkan
diri. Hingga
tiba saat nya Resta mengundurkan diri dari perusahaan penerbitan.
Tanpa
terasa juga wisuda sudah di depan matanya setelah itu dia harus pergi ke
Belanda untuk melanjutkan studinya,
Resta menggandeng Gama di wisudanya mereka
sudah lama baikan karena Gama tidak bisa jauh lama-lama dari Resta sahabatnya.
Dan Gama juga sudah lama putus dengan kekasihnya dengan
alasan Gama harus meneruskan studinya lagi sedangkan kekasihnya memilih untuk
cepat menikah. sehingga Gama harus
memutuskan kekasihnya
walau rasa sayang masil melingkupi keduanya.
waktu yang
ditunggu pun akhirnya datang kini Resta harus
meneruskan studinya ke Belanda karena dia lolos seleksi full beasiswa di Maastricht University, Netherlands
dengan prodi , school of business and economics.
Tanpa terasa lima tahun sudah
terlewati , Resta
menggerek kopernya di bandara Soekarno-Hatta , dan disambut pelukan hangat oleh Gama yang
setia menunggunya di bandara. Resta menjelma menjadi seorang perempuan yang
sukses dalam bisnis dan digaet oleh
salah satu perusahaan ternama di Belanda.
Dia mendapat gelar
master degree selama
dia melakukan studi dua tahun
di Maastricht University . ternyata kepergiannya keluar negeri tidak sia-sia,
akhirnya dia bisa membanggakan orangtuanya dan dapat hidup berkecukupan.
Jujur dalam hatinya dia
sangat merindukan Raka karena biar bagaimanapun juga laki-laki yang lebih tua
lima tahun darinya itu pernah memperkenalkan cinta saat dia di bangku kuliah.
Resta tidak dapat membohongi hatinya Resta benar-benar berharap Raka ada di depannya kini dan menyambutnya
. walau begitu banyak laki-laki yang bersamannya kini,
ntah kenapa Resta sangat menyukai Raka. Walau pun, Gama selalu ada untuknya
Resta tetap menganggapnya sahabat.
"wah ini dia ahli bisnis kita, sang master SBE "
kata Gama sambil merangkul Resta dan mengambil alih koper yang Resta bawa.
"apaan sih, coba kita lihat siapa orang yang
pinggir gua ini" kata Resta sambil menyenggol
badan Gama dengan sikutnya.
Selain Resta yang
menjadi seorang perempuan ahli dalam bidang bisnis, Gama juga menjadi seorang CEO di salah
satu perusahaan milik keluarganya kini
yang bergerak di bidang properti.
kini mereka tengah menghabiskan waktu di tempat makan karena Gama memaksa Resta untuk makan, dengan alasan perjalanan
Belanda ke Indonesia memakan waktu
sekitar empat belas jam,
pasti resta kelelahan dan membutuhkan makanan, mungkin
sahabatnya itu tahu kalau selama perjalanan yang Resta lakukan hanya
tidur. Sehingga berakhirlah mereka
disalah satu restoran dan memesan
makanan , walau Resta masih merasakan jetlag karena penerbangnya.
" eh lu ngga kangen sama Raka" kata Gama
sambil memandang muka Resta.
"ngga tuh biasa aja. Pesen
apa lu? ” tanya Resta sambil menutup buku menu, karena dia lihat laki-laki di
depannya itu hanya menopang dagunya sambil melihatnya.
"ngga, kenyang
gua. Coba katakan itu sama orang yang kini
sedang merindukannya" kata Gama sambil menaik turunkan alisnya.
"apaan lu, sotoy " kata Resta tidak terima
bahkan dia menimpuk
Gama dengan buku menu yang sedang dia
pegang.
"oh jadi tidak ada yang merindukan saya, ah
sayang sekali" itu
suara lain, suara itu berasal dari belakang Resta. Dan sialnya Resta sangat
mengenal suara itu.
"pak Raka" kata Resta kaget terbukti
matanya membulat tak kala Raka ada di depannya,kegiatan disekitarnya pun rasanya terhenti dengan sempurna.
"hi, apa kabar mu?" kata Raka yang masih
mempertahankan posisinya. Berdiri di depan
Resta.
"good luck
Rak, semangat" kata Gama yang tiba-tiba pergi
meninggalkan dua insan yang berbeda jenis kelamin itu. Oh tunggu kenapa gama memanggil nama Raka tanpa
embel-embel pak.
"baik pak, bapak kemana saja" kata Resta
gugup, matanya berkeliaran kesanah kemari asal tidak bertatapan langsung dengan
onix Raka.
"status kita sudah berubah, haruskah saya
memperkenalkan diri saya lagi
agar kamu tidak
memanggilku Bapak lagi" kata Raka
mungkin ini kata-kata terpanjang yang Raka ucapkan selama hidupnya.
"bukan begitu pak, hanya saja , saya..."
kata Resta canggung dan bingung apa yang harus dia ucapkan.
"lupakan, itu bukan lah tujuan saya sekarang, tapi" kata-katanya
terjeda,tiba-tiba tangannya merogoh saku jasnya
dan mengeluarkan benda kotak
beludru berwarna merah menyimpannya tepat di depan
Resta. Resta bingung, apa yang akan di lakukan mantan atasannya itu.
" Res saya hanya mengucapkan ini sekali dalam
hidup saya," kata Raka menjeda kata-katanya.
"maukahkamumenjadiistrisaya”
kata Raka mengucapkan itu dalam satu tarikan nafas.
Raka sekarang menjadi seorang CEO di perusahaannya
di Jakarta, perusahaan Raka bergerak di bidang properti sama dengan Gama. Dia
mulai mengambil alih perusahaan ayahnya sejak dia selesai berstudi di Berlin University, Jerman sekitar
dua tahun yang lalu. Raka masih
mengharapkan Resta, itu juga yang menjadi alesan Raka
untuk tidak pernah dekat dengan perempuan manapun. Gama dan Raka menjadi dekat karena Gama
adalah kolega dari perusahaan yang Raka pegang . Dari situh Raka mulai mengorek informasi
tentang Resta, bahkan
Raka dapat mengetahui perasaan Resta dari Gama, bahwa gadis
yang lebih muda dari nya itu sempat mempunyai hati
untuknya. Dia juga mengetahui bahwa
Resta akan segera menyelesaikan studinya selama dua tahun di Universitas
Maatricht, Belanda. Namun sayang waktu itu dia harus menelan kekecewaan pasalnya Raka
mendengar kalau gadis pujaannya itu harus bekerja di Belanda, senang bercampur
sedih itu yang Raka rasakan dan nyawanya seakan terisi kembali saat Gama
berkata kalau Resta akan kembali ke Indonesia dan tidak menutup
kemungkinan gadis yang selalu dia tunggu
itu kembali ke Belanda. Sebelum terlambat Raka harus mengungkapkan perasaannya.
“bisa di ulang pak, saya tidak dapat mendengar
dengan jelas” kata Resta melongo melihat tingkah laku Raka.
"maukah kamu merubah statusmu menjadi seorang
istri dari CEO muda yang lama
menunggumu" kata Raka
mengulang kembali ucapannya, kini laki-laki itu sedang menggenggam tangan
Resta.
"eh,
pak kenapa... cepat sekali" kata Resta gugup bahkan gengaman tangan Raka
sudah Resta lepaskan tanpa sengaja.
"jawab ya atau tidak" kata Raka tegas.
"biasakah aku menjawabnya besok" kata
Resta
"baiklah, setelah kamu keluar dari restoran ini
lupakan apa yang saya katakan" jelas Raka
"ko gituh pak" kata Resta, nampaknya gadis itu
tidak setuju.
"jadi jawabannya ya atau tidak" kata Raka
sambil mengulum senyum. karena gadis di depannya kini tengah kebingungan.
"aku tunggu sampai lima menit apabila sampai
lima menit kamu masih disini aku anggap jawaban kamu Ya" sambung Raka
sambil melihat jam tangan mewah yang melingkar di tangan kirinya.
sudah lima menit lewat dan Resta masih disana namun
tak ada kata apapun yang keluar dari mulut laki-laki
yang di depannya.
"pak bapak tidak akan memeluk saya?"kata
Resta jengah karena dari tadi Raka tidak mengucapkan apapun sama sekali.
"buat
apa saya memeluk kamu?" tanya Raka ngga ngerti, laki-laki itu kini hanya
melongo bingung. oh tuhan rasanya Resta ingin menenggelam kannya sekarang juga. Apakah atasannya itu baru saja amnesia.
"ih ko gituh pak. saya kan sudah menerima
lamaran bapak" kata Resta kesal dengan
kelakuan Raka. Bukannya
dia yang berkata kalau dia masih disana berarti dia menerima lamaran dari
laki-laki yang kini tengah mematung itu.
"emang iya?,kapan?" kata Raka lagi,
membuat Resta semakin jengkel dengan kelakuan laki-lakinya itu.
"ih tau ah pak" kata Resta , dia hampir
mau bangun dari duduknya kalau saja tidak ada sebuah tangan yang
menggenggamnya.
"sini saya peluk pengen banget kamu saya
peluk" kata Raka sambil mengarahkan kepala Resta kearah dada bidang Raka. Ntah sejak kapan Raka ada di depannya.
" berarti kamu tidak akan kembali lagi ke
Belanda?" kata Raka sambil membenamkan kepala Resta dan memberikan
kenyamanan bagi perempuan yang sebentar lagi jadi istrinya itu. Dan di balas gelengan
oleh perempuan yang sedang dia peluk.
“lalu bagaimana dengan pekerjaan
mu disana?” tanya Raka lagi sambil menunduk melihat gadisnya sekaligus
merenggangkan pelukannya.
"apakah,kamu mau aku tinggalkan" jawab
Resta kepalanya mendongak menatap laki-laki yang sudah resmi menjadi kekasihnya
kini bahkan segera merangkap menjadi suaminya kelak.
"jelas tidak. Kamu
tau laki-laki yang sedang memeluk mu ini,sangat posesif sekali kamu menjadi
milikku tidak boleh ada yang merebutmu dan aku tidak akan pernah melepaskanmu" kata
Raka tanpa melepaskan pelukannya, dan di balas anggukan oleh perempuan yang
berubah status menjadi kekasihnya
yang sebentar lagi merangkap
menjadi calon
istrinya.
"tunggu, lalu kapan kita pacarannya?" kata
Resta sambil melepaskan pelukannya
dari Raka.
"nanti saja kalau udah nikah" kata Raka
yang meraih lagi kepala Resta untuk di benamkan di dada bidangnya lagi dan
sesekali mencium kepala gadis yang sebentar lagi resmi menjadi istrinya.
THE END
Komentar
Posting Komentar