Persuasif Dan Negosiasi

NAMA : INTAN YULIANI
KELAS : 2DF02
NPM.   : 53216551


PERSUASIF DAN NEGOSIASI


             Secara Umum kita pasti mengetahui Persuasif ataupun Negosiasi karena secara tidak langsung kita selalu melakukan itu di setiap kegiatan kita sehari-sehari ambil contoh gapangnya saja ketika kita belanja di pasar kita sering melakukan negosiasi, begitupun dengan persuasif komunikasi persuasi sering kita jumpai di iklan-iklan mau itu di TV ataupun di famplet seperti selebaran-selebaran,Baliho dan poster.

Pengertian Persuasif
Persuasif adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Melalui persuasi setiap individu mencoba berusaha mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain.
 Persuasi pada prinsipnya merupakan upaya menyampaikan informasi dan berinteraksi antar manusia dalam kondisi di mana kedua belah pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu yang penting bagi kedua belah pihak.

Pengertian negosiasi
Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Atau negosiasi menurut KBBI adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya.

Faktor penghambat persuasif
 bila orang yang terlibat memiliki perbedaan status sosial yang mencolok.
Perbedaan Bahasa dan Budaya (Hambatan Antropologis); Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses transformasi nilai sosial budaya diantara orang yang terlibat. Komunikasi dapat berjalan lancar, bila dilakukan oleh mereka yang berlatar budaya sama, dimana penggunaan bahasa dan lambang yang sama akan mudah dipahami diantara mereka.

Hambatan Psikologis;
1) Prasangka; menjadi pembatas dalam berkomunikasi secara terbuka, jujur, harmonis dan saling menghormati. Prasangka dalam komunikasi sosial biasanya karena stereotyping; 2) Kepentingan pribadi (hidden agendas); komunikasi tidak berlangsung alamiah dengan aliran pesan saling pengertian, bila satu pihak memiliki kepentingan yang tidak mewakili kepentingan bersama; 3) Apriori terhadap perubahan; komunikasi akan terhambat, bila khalayak apriori terhadap setiap gagasan perubahan yang dirancang sebagai tujuan komunikasi persuasif. Komunikasi ini harus dibangun atas dasar keterbukaan dan saling menghargai setiap gagasan inovatif diantara orang yang berkomunikasi; dan 4) Pengalaman; Kepribadian dan perilaku umumnya dibentuk oleh pengalaman, baik yang dialami secara sadar maupun tak disadari. Mereka yang melalui pengalaman yang berbeda akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan komunikasi.

Hambatan Semantik; Ketidakpahaman terhadap penguasaan perbendaharaan kata dan tata bahasa dapat menimbulkan miskomunikasi dan mispersepsi diantara orang yang berkomunikasi. Tujuan komunikasi pun akan mengalami kegagalan karena adanya kesalahan pemahaman tentang pesan yang disampaikan.

Hambatan Ekologis; Hambatan ini terjadi karena gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Hindarkan situasi dan kondisi lingkungan yang bising, tidak nyaman dan mengganggu saat membangun proses komunikasi

Faktor pelancar persuasif
Seorang komunikator yang mempunyai kredibilitas tinggi merupakan seorang komunikator yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya. Sehingga pesan akan tersampaikan secara jelas dan teratur.
Pesan haruslah masuk akal agar dapat diterima oleh seorang komunikan yang sebenarnya belum dipahami sama sekali olehnya. Baca juga: Teori Komunikasi Antar Budaya
Pengaruh lingkungan pun juga dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi persuasfi ini. Karena, pengaruh lingkungan akan memberikan atmosfir yang mana atmosfir tersebut dapat mempengaruhi pola pikir seseorang, yaitu seorang komunikan. Baca juga: Komunikasi yang Efektif
Pengertian dan kesinambungan suatu pesan. Itu sebabnya, pesan harus masuk di akal atau logika yang benar.

5 tahapan negosiasi yaitu:

1. Persiapan dan perencanaan
Pada tahap ini kita diharapkan bisa memutuskan apa yang kita mau dan kenapa. Pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendukung posisi kita. Penyampaian argumen dalam mendukung posisi kita haruslah dengan bijaksana. Selain itu kita juga harus menentukan apa yang diinginkan pihak lain dan kenapa. Mengerti kemampuan kita dan pihak lain serta mengatur dan mengembangkan strategi kita dalam bernegosiasi.

2. Definisi peraturan
Menentukan garis besar dan aturan untuk bernegosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah apa yang akan kita negosiasikan. Waktu dan tempat negosiasi juga perlu kita tentukan, kapan dilakukan, berapa lama dan lokasi negosiasi.

3. Penjelasan dan pembenaran
Dalam tahap ini masing-masing pihak mengutarakan apa yang diinginkan. Kita bisa memberikan dokumentasi yang diperlukan untuk mendukung posisi kita.

4. Tawar menawar dan penyelesaian masalah
Pencarian solusi dilakukan dalam tahap ini. Kedua belah pihak diharapkan saling fokus pada masalah dan kepentingan bukan pada orang atau posisi. Pandangan kedepan diperlukan untuk mempercepat menemukan titik temu. Mengungkit-ungkit masa lalu akan memperlambat proses penyelesaian masalah. Ide yang menarik dan bervariasi bisa muncul dalam rangka menyelesaikan masalah.

5. Penutupan dan implementasi
Ini adalah tahap terakhir dari negosiasi. Segala sesuatu yang diputuskan bersama hendaknya diformalkan. Hal-hal yang musti dipastikan adalah:
• Dokumen yang sudah disepakati
• Meneliti kembali pon-poin utama untuk menghindari salah pengertian
• Uraikan dengan jelas semua ketetapan dari persetujuan
• Buatlah secara tertulis
• Kedua pihak harus membaca dan menandatangani untuk memperoleh kesepakatan atas apa yang dirundingkan

Elemen atau 4 faktor keberhasilan negosiasi

4 FAKTOR UTAMA atau kita sebut sebagai 4 Kunci yang wajib diperhatikan dan dimiliki oleh para negosiator, atau siapapun Anda yang terlibat didalam proses negosiasi.

TIME atau Waktu adalah varibel pertama yang mempengaruhi jalannya proses negosiasi dan menentukan hasil akhir dari proses tersebut. Waktu di sini termasuk adalah tenggat waktu yang dimiliki oleh semua pihak yang berkepentingan dalam negosiasi.

Penting untuk diingat bahwa waktu disini juga bermakna tenggat waktu yang diberikan oleh para pemangku kepentingan dari subjek atau perkara yang sedang dinegosiasikan, meskipun mereka tidak terlibat secara langsung dalam proses negosiasi itu.

Oleh sebab itu, berkaitan dengan waktu para negosiator perlu tahu dengan persis timeline atau batas waktu yang dimiliki, juga urutan serta agenda yang akan menjadi bahan untuk proses negosiasi.

Jika negosiator tidak awas dan waspada dengan waktu, maka akan berisiko negosiasi yang dilakukan sia-sia karena telah melewati tenggat waktu yang diinginkan oleh pihak mitra negosiasi atau para pemangku kepentingan yang memiliki hajat dengan hasil negosiasi.

INFORMATION atau Informasi adalah data-data yang diperlukan dalam proses negosiasi tersebut. Ini adalah kunci kedua, pada kunci yang kedua ini penting diperhatikan bahwa akurasi dari data-data yang ada akan menentukan hasil dari negosiasi tersebut.

Upayakan Anda mendapatkan data primer yang paling up to date dan tentu harus valid alias benar adanya. Jika data primer tidak bisa kita dapatkan, Anda juga bisa menggunakan data sekunder dengan memaksimalkan beberapa informasi dari berbagai macam media.

Namun data sekunder memiliki kelemahan dari aspek validitasnya yang rendah dan terkadang kurang up to date.

Data sekunder bisa dipertimbangkan juga sebagai preview atau pintu masuk awal untuk mencari data primer atau data langsung dari sumber pihak-pihak yang akan bernegosiasi dengan kita.

BARGAINING POWER atau Kekuatan dari posisi tawar menawar yang dimiliki oleh mitra negosiasi. Kunci ketiga ini saya yakin Anda semua sudah sangat familier, namun tidak ada salahkan kita kupas.

Bargaining Power di sini juga termasuk posisi tawar menawar yang kita miliki yang akan menentukan seberapa berani kita akan memaksimalkan posisi kita dalam bernegosiasi.

Posisi tawar dikatakan sebagai salah satu faktor kunci kesuksesan sebuah proses negosiasi disebabkan posisi tawar terbukti secara nyata mempengaruhi perilaku dan sikap pihak mitra negosiasi.

Faktor bargaining power paling umum tampak dominan perannya pada negosiasi dalam kondisi perang atau konflik.

Mereka yang memiliki posisi tawar yang kuat cenderung akan secara agresif menguasai jalannya negosiasi begitu juga dengan hasil yang dicapai, semaksimal mungkin merebut apa yang menjadi tujuan utama yaitu memenangkan negosiasi.

Berkaitan dengan faktor ini, seorang negosiator atau tim negosiasi mutlak melakukan kalibrasi untuk mengetahui posisi tawar masing-masing pihak yang terlibat proses negosiasi.

Kalibrasi bisa dilakukan dengan mengacu kepada faktor kedua yaitu mengumpulkan dan menganalisa sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan subyek dan obyek dalam proses negosiasi.

KNOWLEDGE, SKILL, ATTITUDE atau Pengetahuan, Keahlian, dan Sikap yang harus ada pada setiap negosiator atau mereka yang melaksanakan proses negosiasi, sering disingkat sebagai KSA.

Pada hakikatnya KSA ini tidak hanya digunakan atau diperlukan oleh para negosiator namun semua orang yang berkarir dan atau berwirausaha patut memiliki KSA agar mereka sukses paripurna.

Dalam kajian kita kali ini tidak secara spesifik akan kita bahas KSA apa saja yang secara langsung berpengaruh dan berdampak pada kinerja negosiator untuk menghasilkan sebuah Hot Deals! Yang benar-benar Hot!

Kita akan bahas KSA tersebut secara lebih komprehensif pada bagian Negotiation Skill, maka harap bersabar kita akan segera menuju ke kajian tersebut di edisi minggu depan.

Maka sebagai suatu kesimpulan,

 4 Kunci Negosiasi diatas wajib “dipegang” oleh siapapun yang berkepentingan dalam proses Negosiasi, agar berjalan dengan relatif mudah dan cepat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan semua pemangku kepentingan.

Di samping kita mengetahui serta memahami Key Success Factor of Hot Deals perlu juga kiranya kita bahas mengenai aneka tantangan, rintangan serta problem yang senantiasa hadir saat proses Negosiasi dilakukan.

Model Komunikasi Persuasif
-Stimulus Respons
Model persuasif ini cara yang paling sederhana, yaitu berdasarkan konsep asosiasi.

-Kognitif
Model berkaitan dengan nalar, pikiran dan rasio untuk peningkatan pemahaman, mudah dimengerti,dan logis bisa diterima.

-Motivasi
Motivasi yaitu persuasi dengan model membujuk seseorang agar mau mengubah opininya atau agar kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi dengan menawarkan sesuatu ganjaran tertentu.

-Sosial
Model persuasif ini menganjurkan pada pertimbangan aspek sosial dari publik atau komunikan, artinya pesan yang disampaikan itu sesuai dengan status sosial yang bersangkutan sehingga proses komunikasi akan lebih mudah dilakukan.

-Personalitas
Model persuasi di sini memperhatikan karakteristik pribadi sebgai acuan untuk melihat respon dari khalayak tertentu.

Adapun Model dari Negosiai Berlo
Elemen-elemen dalam Model Komunikasi Berlo
Model komunikasi SMCR Berlo memiliki 4 (empat) komponen atau elemen utama yang menyokong terjadinya proses komunikasi. Keempat elemen utama tersebut adalah sender/source atau pengirim pesan, message atau pesan, channel atau saluran komunikasi, dan receiver atau penerima pesan. Masing-masing elemen model komunikasi Berlo dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Berikut adalah uraian singkat tentang berbagai elemen yang terdapat model komunikasi Berlo beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1. S untuk Sender/Source atau Sumber atau Pengirim Pesan

Sender/source atau pengirim pesan adalah sumber berasalnya pesan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi elemen sender/source atau sumber yaitu keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.

Keterampilan komunikasi (communication skills)
merupakan kemampuan individu untuk berkomunikasi seperti kemampuan untuk membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, dan lain sebagainya. Keterampilan komunikasi yang dimiliki oleh sender/source atau sumber merupakan faktor yang mempengaruhi proses komunikasi. Jika sender/source atau sumber memiliki keterampilan komunikasi yang baik, maka pesan akan dapat dikomunikasikan dengan lebih baik. Sebaliknya, jika sender/source atau sumber tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik, maka pesan tidak dapat dikomunikasikan dengan baik. Komunikasi yang efektif pun tidak akan terjadi.

Sikap (attitudes)
merupakan sikap yang diberikan oleh sender/source atau sumber kepada diri sendiri, khalayak, dan lingkungan dapat memberikan perubahan makna dan efek pesan.

Pengetahuan (knowledge)
merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh sender/source atau sumber tentang subyek pesan yang membuat pesan dikomunikasikan memiliki efek yang lebih terhadap khalayak. Dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang subyek akan membuat pesan dapat dikirimkan secara lebih efektif oleh komunikator. Perlu dipahami bahwa pengetahuan disini menyangkut pengetahuan tentang subyek bukan pengetahuan secara umum.

Sistem sosial (social systems)
meliputi beberapa aspek sistem sosial seperti nilai-nilai, kepercayaan, budaya, agama, dan pemahaman umum terkait masyarakat. Aspek-aspek ini mempengaruhi cara sender/source atau sumber dalam mengkomunikasikan pesan.

Budaya (culture)
merupakan bagian dari masyarakat yang juga berada dalam sistem sosial. Budaya merupakan salah satu dari faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi. Sebagaimana telah kita pelajari dalam Komunikasi Antar Budaya atau Komunikasi Lintas Budaya bahwa latar belakang budaya yang dimiliki oleh individu dapat mempengaruhi dalam pembentukan serta penerimaan pesan. Dengan kata lain, perbedaan budaya mempengaruhi dalam penerimaan pesan. Untuk itu kita sebagai sender/source atau sumber harus memiliki pengetahuan yang baik tentang khalayak yang menjadi sasaran komunikasi.

2. M untuk Message atau Pesan

Yang dimaksud dengan elemen message atau pesan dalam model komunikasi Berlo adalah substansi yang dikirimkan oleh sender/source atau  sumber kepada penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh sender/source atau sumber dapat berbentuk suara, teks, video, ataupun media lainnya. Dalam elemen pesan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pesan, yaitu isi (content), elemen pesan (elements), perlakuan (treatment), struktur (structure), dan kode (code).

Isi (content) merujuk pada materi dalam pesan yang dipilih oleh sender/source atau sumber untuk mengekspresikan tujuannya. Isi atau content memiliki elemen dan struktur.
Elemen (elements) menyangkut beberapa hal nonverbal seperti bahasa, gestur, bahasa tubuh dan lain sebagainya. Dalam pesan selalu terdapat beberapa elemen yang melengkapi isi pesan atau content. (Baca juga : Komunikasi Nonverbal)
Perlakuan (treatment) merujuk pengemasan pesan yang mencakup bagaimana pesan dikirimkan kepada penerima pesan serta memberikan efek terhadap umpan balik yang diberikan oleh receiver atau penerima pesan. Perlu diingat pula bahwa perlakuan yang berlebihan terhadap pesan justru akan menghambat jalannya komunikasi.
Struktur (structure) merujuk pada struktur pesan yang berdampak pada keefektifan sebuah pesan. Pesan bisa jadi sama namun struktur pesan yang tidak baik akan membuat pesan tidak dapat diterima dengan baik oleh receiver atau penerima pesan.
Kode (code) merujuk pada kode pesan dalam artian bagaimana bentuk pesan yang dikirimkan misalnya bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa tubuh, gestur, musik, dan budaya. Melalui kode-kode, kita memberikan atau menerima pesan. Pesan akan sangat jelas apabila kode-kode pesan sangat baik. Sebaliknya, kode pesan yang tidak baik dapat menimbulkan misinterpretasi.
ads
3. C untuk Channel atau Saluran Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, sender/source atau sumber harus memilih sebuah saluran komunikasi untuk membawa atau mengirimkan pesan yang dimiliki. Misalnya dalam konteks komunikasi massa, digunakan media massa sebagai channel atau saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan. Sementara itu, dalam bidang komunikasi lainnya seperti misalnya komunikasi pemasaran atau komunikasi bisinis atau komunikasi organisasi seringkali digunakan saluran komunikasi dalam organisasi lainnya seperti komunikasi online yang menggunakan media komunikasi modern seperti internet sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan (Baca juga : Komunikasi Modern).

Namun, dalam komunikasi secara umum, panca indera manusia merupakan channel atau saluran komunikasi yang berdampak pada keefektifan channel atau saluran komunikasi. Kelima indera yang kita miliki adalah :

Hearing – mendengarkan, yaitu menggunakan telinga untuk menerima pesan
Seeing – melihat, yaitu saluran komunikasi visual misalnya televisi yang dapat kita lihat dan pesan yang disampaikan dapat kita terima
Touching – menyentuh, yaitu sensasi sentuhan dapat digunakan sebagai sebuah saluran komunikasi misalnya ketika akan membeli gorengan kita akan menyentuh gorengan tersebut apakah masih hangat atau tidak
Smelling – mencium dapat menjadi saluran untuk berkomunikasi. Misalnya ketika kita mencium bau bawang goreng maka kita menjadi paham bahwa ada yang memasak makanan
Tasting – merasa, indera pengecap yakni lidah juga dapat kita gunakan sebagai saluran komunikasi misalnya ketika kita mencicipi makanan maka komunikasi pun dapat terjadi
Komunikasi tidak hanya terjadi dengan menggunakan satu indera saja namun kombinasi dari kelima indera yang kita miliki.

4. R untuk Receiver atau Penerima Pesan

Receiver atau penerima pesan merujuk pada individu yang menerima pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan. Sebagaimana sender/source atau sumber atau pengirim pesan, maka receiver atau penerima pesan juga memiliki berbagai elemen yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Elemen-elemen tersebut adalah keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.

Keterampilan komunikasi (communication skills) merupakan kemampuan individu dalam hal ini penerima pesan atau receiver dalam menerima pesan. Keterampilan komunikasi yang dimaksud meliputi kemampuan mendengarkan, menulis, berbicara, membaca, dan lain-lain.

Sikap (attitudes) merupakan sikap yang diberikan oleh penerima pesan sebelum dan setelah menerima pesan.
Pengetahuan (knowlwdge) merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh receiver atau penerima pesan agar pesan dapat diterima dengan baik.
Sistem sosial (social systems) yang meliputi nilai-nilai, kepercayaan, agama, dan lain-lain mempengaruhi receiver atau penerima pesan dalam menerima pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan.
Budaya (culture) sebagai salah satu bagian dari sistem sosial mempengaruhi cara receiver atau penerima pesan dalam menerima pesan (Baca juga : Unsur Komunikasi Antar Budaya – Komunikasi Bisnis Lintas Budaya).
Model komunikasi Berlo meyakini bahwa agar terjalin komunikasi yang efektif maka baik source/sender atau sumber maupun receiver atau penerima pesan hendaknya berada dalam tingkatan yang sama.
Berikut ini bagan tentang model persuasif Berlo




Sumber
Pakarkomunikasi.com.2018.”model komunikasi berlo”.http://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-berlo.diakses pada tanggal 26-05-2018.pukul 23:11.

Khoirunisa Rizqia.2017.”teks Negosiasi: (pengertian,struktur,is,ciri bahasa,langkah penulisan dan contoh teks negosiasi)”.referensisiswa.blogspot.co.id/2017/01/teks-negosiasi-pengertian-struktur-isi.html?m=1.diakses pada tanggal 26-05-2018.pukul 22:00.

Wikipedia.”persuasif”.https://id.m.wikipedia.org/wiki/persuasi.diakses pada tanggal 26-05-2018.pukul 22:00.

Kompas.com.2016.”ini 4 kunci Negosiasi”.https://eonomi.kompas.com/read/2016/30/090730826/ini.4.kunci.bernegosiasi.diakses pada tanggal 26-05-2018.pukul 22:30.

Elearning pusdiklat kessos.”Faktor Penghambat Dalam Komunikasi Persuasif”.https://moodle.comon-sense.at/pluginfile.php/271/mod_resource/content/3/module01/faktor_penghambat_dalam_komunikasi_persuasif.html.diakses pada anggal 26-05-2018.pukul 23:25.

Putra idrus.2012.”Model Komunikasi Persuasif”.https://m.facebook.com/notes/idrus-putra/model-komukasi-persuasif/4651749820547/.diakses pada tanggal 26-05-2018.pukul 22:03.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

profil wirausaha, Latar bekang wirausaha, Entrepreneurship,

Kewajiban Jangka Pendek dan Akutansi Penggajian

Tugas II Softskill ( Cerpen)